Agonisme

Tingkah laku agonistik adalah kecenderungan untuk memperlihatkan sifat agresif, bertahan, dan menghindar seperti pada binatang. Dalam dunia binatang, tingkah laku agonistik merupakan fungsi yang paling mendasar untuk mengembangbiakan jenisnya. Pengaruh yang paling jelas terlihat dalam hukum rimba survival of the fittest : hanya binatang yang paling unggullah yang dapat bertahan hidup, entah karena mampu mendapat bahan pangan atau karena mampu mengusir saingannya pada musim kawin.

Dalam masyarakat manusia, tingkah laku agonistik dapat menjadi alat untuk aktivitas yang bersifat membangun atau merusak. Satu bangsa dapat membangun negaranya dengan menjajah bangsa lain. Pendudukkan Jepang atas negara-negara Asia dalam Perang Dunia II bisa disebut agonisme. Penaklukan Genghis Khan di Asia Tengah juga digolongkan dalam agonisme.

Para ahli ilmu bangsa-bangsa mengatakan bahwa tingkah laku ini sering menjadi pemicu peristiwa perang atau pembunuhan. Hal ini mencerminkan mekanisme yang bersifat naluriah seperti pada binatang yang bertindak agresif, misalnya, dalam mempertahankan wilayahnya.

Menurut para ahli sosiobiologi, tingkah laku agonistik  hanya cenderung terjadi dalam situasi yang memungkinkan tingkah laku tersebut memperbaiki kesempatan hidup seseorang, entah dengan usahanya sendiri atau usaha kelompoknya. Persaingan dapat menyebabkan satu pihak memperoleh lebih banyak sumber daya dan sumber makanan. Akibatnya, kesempatan berkembang pihak tersebut lebih besar. Para ahli umumnya mempelajari tingkah laku ini pada satu masyarakat sosial yang diangkat sebagai model. (ENI).

Tinggalkan komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar, Mohon jangan Spam. Spam dan cantuman link akan saya hapus !