Celotehan

SIAPAKAH ANDA ? LALU, SIAPA AKU INI ?

Saya dilahirkan dari keluarga yang kurang berada. Saudaraku banyak saat itu. Sementara orang tuaku bukanlah pegawai kantoran, pengusaha, apalagi bos. Beliau hanya pedagang serabutan dengan modal pas-pasan. Sehingga tidak heran apabila sering bangkrut alias star-stop. Karena di samping modalnya cekak, juga jangankan untungnya, modalnya pun sering ludes dipake membiayai kami yang semuanya sekolah. Alhasil, Alhamdulillah, kami semua sempat mengenyam pendidikan minimal SLA kecuali satu orang saudaraku yang tidak mau melanjutkan sekolah.

Orang tuaku mengajariku untuk hidup jujur dan baik pada semua orang, harus akuan kepada semua saudara. Kami dengar semua itu. Aku sendiri bukan karena didikan orang tuaku saja, namun pendidikanlah yang mengubah hidupku lebih berwawasan dan selalu mempelajari hukum-hukum agamaku. Mantapkah ibadahku pada Allah? Boro-boro, belum bro…Tapi inget bro, dalam menjalankan sare’at agama bagi aku adalah lakukanlah apa yang sanggup dan mampu. Jadi sekalipun dalam habluminallah masih blepotan, namun bukan berarti harus semaunya menjalankan habluminanasnya ! Jika tahu tentang halal haramnya sesuatu, kita mampu menghindari, hindarilah ! Begitu bro !

Enam bersaudara kami adalah PNS (pegawai negeri sipil), semuanya tidak ada yang diraih dengan sogokan dengan nilai berjuta-juta seperti sekarang ini. Subhanallah, kami bersyukur ya, Allah. Kami bersyukur, oleh karena itu aku tidak akan pernah maju dibanding mereka dalam hal jabatan. Mengapa? Aku bingung, ternyata jaman ini semakin tua, semakin maju, canggih, modern, dan apa lagilah namanya, orang semakin tidak mengindahkan norma-norma agama. Padahal mereka tahu bahwa penyogok dan yang disogok itu sama-sama tempatnya neraka (dalil ini bro..). Aku tidak akan pernah maju, kecuali karena kehendak Allah. Mengapa? Aku takut dosa. Aku ingin menjadi bagian dari sejumlah kecil manusia calon akhirat ini yang takut pada dosa yang jelas itu ! Dan, kuatkah aku jika nanti jadi pemimpin, pejabat, kepala sekolah, dlsb, untuk menjalankan tugas sesuai aturan main birokrasi dan agama? Mampukah aku menjadi ikan-ikan kecil yang hidup di antara ikan-ikan besar di lautan?

Aku pernah sharing dengan seorang teman yang orangnya masih bersih, tidak kesinggungan dan mengerti siapa aku. Dia mengatakan, “kalau kamu kendalanya karena takut dosa dengan menyogok, itu kan dilakukan cuma satu kali. Habis itu kamu bisa hidup lebih sejahtera dari segi status dan materi, kemudian udah, tobat minta ampun karena dosa-dosa tadi”. Sebagai pendengar yang baik dan sopan, aku manggut-manggut tanda mengerti dan seolah-olah dia tidak salah dengan pendapatnya itu. Tapi sebenarnya lucu lho ! Pendapatnya kaya malaikat. Emang kita tahu bahwa hidup kita sampai kapan lagi? Pastikah kita sanggup bertobat dari itu? Apa tidak malah lebih seru mencari duit dari korupsi?

Ah, pokoknya aku lakukan sesuatu yang baik itu jika aku mampu. Aku tidak ingin membabi buta mencari uang dengan harapan gengsi hidup lebih naik namun haram hukumnya. Tetapkanlah ya, Allah apa yang telah Engkau susupkan ke dalam kalbuku, yaitu keimanan dalam menjaga dan melihat realita hidup sekarang ini. Bagiku itu anugerah dan rahmat yang tak ternilai. Realita apa maksudnya?

Sekarang ini orang hidup semakin gila, yang penting banyak uang, haram pun dilakukan. Maling…? Kalo maling, ya sudah tentu dosa dan rendah, tapi kalau maling murni, seperti maling ayam, dsb. Yang ini adalah kehidupan pegawai negeri dan pegawai pemerintah pada umumnya. Coba bayangkan, ingin menjadi PNS bisa mencapai ratusan juta, dan ingin jadi kepala sekolah di SD saja bisa mencapai 15 juta. Lha kalau di SMP dan SMA berapa ya?! Gimana kalau ingin jadi Kasi, Kabag, Kabid, Kepala UPT, jabatan-jabatan tetek bengek itu ya?!! Emang, ada jabatan yang namanya tetebengek? Kalau aku sih kalau suruh milih, mending milih “tete”-nya daripada bengek-nya.  Tapi….yang gratis…., sebab kalau yang ada di luaran itu kan, ada embel-embelnya: “WANI PIRO”.

Sudah dulu ah, sampai di sini dulu celoteh ini aku akhiri, celoteh berikutnya akan bersambung terus dengan judul dan label yang sama. Aku sudah menemukan siapa diri aku. Aku adalah PNS yang kebingungan dengan semua realita, penuh tanda Tanya, namun aku sendiri adalah PNS yang jauuuuuh lebih buruk dari mereka. Apa soal? Soalnya, dengan kondisi jasmaniah yang selalu tidak normal inilah aku masih sering meninggalkan tugas. Aku selalu membatin karena beban moral ! Eh, mau sudahan, malah panjang lagi ! Maaf apabila tulisan ini ada yang baca dan merasa kesentil, aku tidak sedang dalam rangka sentil-sentilan, percayalah, karena aku seorang laki-laki ! Yang jelas, anggap saja saudaraku sedang membaca surat Al-ashr. Tulisan ini tidak menyakitkan ko, yang amat pedih dan menyakitkan itu nanti di neraka !

 

Silahkan Tinggalkan Komentar, Mohon jangan Spam. Spam dan cantuman link akan saya hapus !